Saturday 24 November 2018

Cacing beku - Cabek - Bloodworm

Sebelumnya mohon maaf baru bisa nongol lagi bawa produk ajib.

Ready kembali:

Cacing Beku - bloodworm - cabek

Kemasan:
Harga untuk eceran. WA only 08569866435
Lempeng lokal (1kg isi 2 lempeng) 30k
Lempeng super (1kg isi 2 lempeng) 40k
Tray (1kg isi 10 tray) 50k
Blister (on process)

Pengiriman dari Limo Depok menggunakan grab & gojek instant saja.

Membuka kesempatan kerjasama dengan kami untuk menjadi Reseller.
Harga & kualitas bersaing.
Syarat & ketentuan berlaku.
Pengiriman bagi reseller bisa diambil di terminal bus,, stasiun kereta atau bandara.

Terima kasih banyak.

Thursday 1 June 2017

HARGA IKAN HIAS PARTAI

Salam kepada seluruh pecinta ikan hias seluruh indonesia. berikut kami lampirkan Harga Ikan Hias Tahun 2016, ikan hias yang kami tawarkan adalah ikan neon tetra, cardinal tetra, maskoki, ikan blackghost, ikan apistogramma dan sebagainya.

untuk saat ini kami baru bisa melayani pembelian dengan minimal order per BOX kecuali saudara datang sendiri ke tempat kami di Jl.Terusan Haji Nawi Malik no:63 pondok petir Bojongsari Depok.
Harga Ikan hias tertampil adalah harga pembelian untuk per kantong, dalam 1 Box terdapat 6 kantong. setiap kantong ikan hanya untuk satu jenis dengan jumlah masimal.

terdapat beberapa akses pengiriman, untuk pengiriman menggunakan cargo dari bandara terdapat biaya surat karantina, surat jalan dan biaya transportasi menuju bandara dan ikan bisa diambil di bandara tujuan. Untuk pengiriman pulau jawa menggunakan Herona Ekspress yang barang diambil di stasiun kereta terdekat.



IKAN HIAS || IKAN HIAS AIR TAWAR || JUAL IKAN HIAS|| AQUARIUM||HARGA IKAN HIAS TERBARU||BELI IKAN HIAS||IKAN HIAS PARUNG||IKAN HIAS BOGOR||SUPLIER IKAN HIAS||

Sunday 4 August 2013

Produksi Ikan Hias Tembus 978 Juta Ekor


     Perkembangan produksi budidaya ikan hias Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan sangat siginifikan. Bahkan target tahun 2012 yang dipatok Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebesar 850 juta ekor, dari catatan sementara sudah mencapai 978 juta ekor atau 115,16 % dari target semula.  Sampai dengan tahun 2011, Indonesia menduduki ranking ke-5 ekportir ikan hias dunia setelah Rep. Ceko, Thailand, Jepang dan Singapura. Potensi ekspor ikan hias Indonesia sendiri diperkirakan mencapai US $ 60 juta  sampai dengan US$ 65 juta. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (Dirjen PB), Slamet Soebjakto, pada saat membuka Forum Budidaya Ikan Hias 2013, di Bekasi, Jum’at (19/4).

     Slamet menjelaskan, prospek bisnis ikan hias memang sangat menjanjikan. Apalagi ikan hias Indonesia memiliki keragaman baik bentuk tubuh dan warna yang indah sehingga dipercaya dapat mengurangi stress oleh para pencinta ikan hias atau para hobbies baik di Indonesia maupun di dunia. Tingginya minat terhadap ikan hias Indonesia saat ini, membuat semakin banyak pembudidaya ikan ataupun para pemasar yang mengusahakan ikan hias sebagai komoditas andalan, sehingga memiliki potensi peningkatan ekonomi nasional. “KKP sangat serius mengembangkan ikan hias baik air tawar maupun air laut. Salah satunya diwujudkan melalui pengembangan kawasan Minapolitan ikan hias pada tahun 2011 yang lalu di Kabupaten Blitar, Jawa Timur,” katanya. Potensi ikan hias Indonesia, menurut Slamet sangat besar, baik dari segi produksi maupun jenisnya. KKP mencatat jumlah species ikan hias
air tawar sebanyak lebih dari 450 species dari total 1.100 species ikan hias air tawar di dunia. Untuk ikan hias air laut Indonesia memiliki lebih dari 700 jenis species. Potensi ini memeberi peluang Indonesia akan mampu berbicara banyak di pasar Internasional dan menjadi eksportir terbesar di dunia. “Perlu adanya kesatuan visi dan misi antara pemerintah, asosiasi dan stakeholder ikan hias dalam mendukung industrialisasi ikan hias dan sekaligus menggalang komitmen untuk menyusun satu strategi nasional dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar ikan hias pada tahun 2015”, tegas Slamet

     Slamet menegaskan, sesuai dengan arah pembangunan yang dicanangkan KKP, dalam pengembangan ikan hias munuju Industrialisasi perikanan budidaya akan berbasis blue economy. Konsep ini berarti, pengembangan budidaya ikan hias dengan pendekatan penguatan sistem akuabisnis secara terpadu dari mulai hulu hingga hilir. KKP juga terus berupaya membangun dan menciptakan iklim berusaha yang baik. Mulai dari teknologi, produksi, sarana dan prasarana hingga masalah pemasaran. “Termasuk menciptakan pola-pola kemitraan yang sehat antara pengusaha/swasta dan masyarakat pembudidaya ikan, pemasar, hobbies dan eksportir,” jelasnya.


     Teknologi Budidaya

     Slamet menjelaskan, KKP melalui Dirjen PB telah mengembangkan teknologi budidaya ikan hias. Program ini untuk memenuhi kebutuhan para pembudidaya dalam mengembangkan usaha ikan hias. Di mana melalui BBPBAT Sukabumi, telah dikembangkan ikan hias jenis koi, koki, arwana, cupang, manfish, sumatra, balasark dan coridoras. BBPBL Lampung BBPBAP Jepara secara khusus mengembangkan kuda laut dan clown fish. BBAT Jambi telah berhasil mengembangkan ikan arwana, botia, belida, benih jelawat dan benih kapiat.  BBAP Situbondo khusus mengembangkan benih kerapu tikus. Sedangkan BBL Ambon, berhasil mengembangbiakan ikan hias jenis angel piyama, banggai cardinal, blue devil, siklid, clown fish dan zebra. “Hal serupa juga dilakukan BBAT Mandiangin yang secara khusus berhasil mengembangkan jenis koi, komet, arwana dan belida. Termasuk yang kini dilakukan BBAT Tatelu yang telah mengembangkan ikan hias jenis siklid, komet, koki, platy koral, guppy,
cupang, black molly, manfish dan black ghost,“ paparnya. Menurut Slamet, beberapa daerah di Indonesia juga sudah berhasil mengembangkan serta memasarkan komoditas ikan hias dengan harga cukup baik . Di antaranya jenis  arowana, discus, cupang, koi, louhan, guppy, koki, dan jenis ikan hias air tawar lainnya. Sementara jenis ikan hias laut seperti : clown fish, damsel, chromis, marine angel, scorpion, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, beaked coral fish, sea horse, cardinal, sudah berhasil dibudidayakan oleh masyarakat. “Ini membuktikan bahwa KKP juga konsisten untuk mengembangkan teknologi budidaya ikan hias. Program ini terutama untuk memenuhi kebutuhan para pembudidaya dalam mengembangkan usaha ikan hias,” sambung Slamet

     Selain itu, tambah Slamet, potensi tanaman hias air Indonesia juga cukup besar. Berdasarkan data dari pelaku tanaman hias air bahwa ekspor tanaman hias air pada tahun 2008 sebanyak 1,5 juta batang dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebanyak 3 juta batang, di mana trendnya setiap tahun mengalami peningkatan permintaan ekspor. Tujuan ekspor tanaman hias air  Indonesia umumnya kepada negara-negara yang mempunyai 4 dan 2 musim seperti negara-negara di Eropa, Amerika dan Asia antara lain: Spanyol, New Zealand, Turki, Belanda, Jerman, Denmark, Portugis, Hawaii, Jepang, Singapura dan beberapa negara lain. “Namun tujuan utama ekspor sampai saat ini adalah negara-negara di Eropa dan Amerika,” katanya


     Ujung Tombak

     Promosi tegas Slamet, merupakan ujung tombak pemasaran komoditas ikan hias. Promosi bisa dilakukan melalui kontes dan lomba baik lokal ataupun nasional serta membentuk jejaring kerja dengan menggalang persatuan sesama produsen, pemasar, dan eksportir serta lembaga terkait lainnya. Pola ini terbukti dapat meningkatkan harga jual ikan hias Indonesia serta dapat menggairahkan pasar ikan hias nasional. Melalui kegiatan promosi dengan kontes-kontes dan lomba-lomba ikan hias serta pemberdayaan dan penguatan kelembagaan kelompok pembudidaya ikan hias diharapkan pembudidaya lokal tertantang meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi ikan hias. “Melalui kontes dan lomba yang diikuti peserta tingkat nasional maupun international diharapkan dapat memacu pertumbuhan usaha ikan hias baik teknologi, sisi pemasaran ataupun sisi trading nya yang mampu mengusung ikan hias Indonesia menuju go international,” jelasnya

     Slamet menegaskan, peran Asosiasi ikan hias Indonesia sebagai mitra strategis pemerintah untuk pengembangan ikan hias nasional. Asosiasi dapat berfungsi sebagai fasilitator untuk memecahkan permasalahan yang ada. Di antaranya melalui implementasi 3 strategi, yaitu peningkatan mutu dan kualitas ikan hias sesuai standard pasar internasional. Kedua, pengembangan produk (product development) dari ikan hias bernilai rendah (low value products) ke ikan hias bernilai jual tinggi (high value products). “Peran asosiasi juga akan mendukung, penguatan dan pengembangan pemasaran ikan hias baik domestik maupun internasional,” ujarnya

     Slamet menambahkan, asosiasi ikan hias Indonesia diharapkan dapat menyumbangkan kontribusi pengalaman dan profesionalitasnya dalam pengembangan ikan hias  Indonesia. Asosiasi bisa terus menerus melakukan upaya-upaya meningkatkan bisnis ikan hias nasional melalui kontes, pameran, bursa, perluasan akses pasar dan juga dapat mengedukasi masyarakat dalam mengembangkan ikan hias secara benar. “Untuk itu diperlukan adanya sinergi dan kerjasama yang terus menerus antara semua pihak yang berkepentingan dengan budidaya dan usaha ikan hias. Baik itu pemerintah, swasta, masyarakat maupun pihak lain yang terkait. Sekarang adalah eranya kerjasama dan sinergi untuk mencapai keberhasilan bersama dan untuk maju bersama”, tandas Slamet.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Indra Sakti, SE, MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0818159705)

Sunday 28 July 2013

Ciri morfologis ikan botia


Ikan Botia Tampak Atas

 Ciri morfologis ikan botia adalah sebagai berikut. Bentuk tubuh memanjang agak pipih ke samping dan ditutupi sisik halus (sikloid), kepala agak meruncing pipih kearah mulut (seperti torpedo), mulut terdapat ujung anterior dan mengarah agak ke bawah dengan empat pasang sungut diatasnya, bukaan mulut berbentuk sepatu kuda, bibir tebal dan berlamella, yaitu semacam pelat tipis. mempunyai patil atau duri di bawah mata yang akan keluar apabila merasa ada bahaya. sirip dada dan sirip perut berpasangan, sirip punggung tunggal dan sirip ekor bercagak dalam. Rumus Duri sirip ikan botia adalah D.11;A.8;P.14-16; dan V.9.
 
Ikan Botia Tampak Samping
Warna kuning cerah dengan tiga garis lebar atau pita hitam lebar. pita pertama melingkari kepala melewati mata, yang kedua dibagian dengan sirip dan punggung dan yang ketiga memotong sirip punggung bagian belakang sampai ke pangkal ekor. sirip berwarna merah oranye kecuali sirip punggung yang terpotong garis hitam.

Ukuran ikan botia di alam dapat mencapai 30 cm, tetapi jika dipelihara di aquarium ukurannya hanya mencapai 15-20 cm, bahkan pernah ditemukan mencapai ukuran 40 cm. menurut Kamal (1992) ikan botia yang tertangkap di sungai batanghari ukuran panjang totalnya mencapai 30,5 cm.

Klasifikasi dan Tata Nama



Nama sinonim ikan ini adalah Cobitus macracanthus Bleeker, 1852; Hymenophysa macracanthus Bleeker, 1860; Botia macracanthus Gunther, 1868; Botia macracanthus Voltz, 1905; Botia macracanthus Fowler, 1905; dan Botia macracanthus Bleeker, 1989 dan sekarang menjadi Chromobotia macracanthus (www.wetpetz.com)
Ikan Botia atau Ikan Bejubang
Ikan botia pertama kali dijelaskan aleh Bleeker pada tahun 1852 dengan nama ilmiah Cobitis Macrachantus. Tahun 1989 nama ilmiahnya ditetapkan menjadi Botia macracanthus. namun menurut hasil penelitian terakhir oleh kottelat (2004) ikan ini tergolong ke dalam genus Chromobotia karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan genus botia teritama pola atau corak pewarnaan tubuhnya yang unik yaitu mempunyai tiga garis hitam (satu garis melewati mata dan dua garis lain memotong bagian tubuh). istilah chromo berasal dari bahasa yunani yang artinya warna, botia artinya pelindung karena mempunyai patil atau duri di bawah mata yang akan keluar apabila merasa ada bahaya. Istilah macracantha sendiri artinya ikan yang memiliki duri besar. nama ilmiahnya menjadi Chromobotia macracanthus.

dalam dunia perdagangan ikan botia lebih di kenal dengan sebutan Clown Loach atau tiger botia. nama lokal ikan ini adalah ikan macan, gejobang, cubang, kecubang, gecuban, biji bana, ikan merah, bajubang (sumatera), ikan jono, langli dan languli (kalimantan)