Ikan Botia

Ikan Botia atau Clown Loach
Indonesia merupakan negara terkaya akan keanekaragaman hayati terutama jenis ikan-ikannya. tidak kurang dari 2000 spesies ikan terdapat di perairan indonesia, baik laut maupun air tawar. jumlah spesies yang di indonesia bagian barat saja sekitar 950 spesies ikan air tawar, akan tetapi jumlah yang dibudidayakan sanga sedikit (DKP).

Daerah Aliran Sungai Musi merupakan sungai besar yang berada di Privinsi Sumatera Selatan yang memiliki potensi sumber daya perikanan tinggi. dengan luas sekitar 59.870 km persegi atau 63,4 persen dari luas seluruh provinsi sumatera selatan.

Beberapa spesies ikan air tawar dari DAS Musi menjadi Primadona ekspor Indonesia. salah satunya adalah ikan botia (Chromobotia Macracanthus) atau lebih dikenal dengan clown loach yang mempunyai warna indah dan gerakan lincah yang menjadi daya tarik sebagai ikan hias. Daerah penyebaran ikan botia hanya di Sumatera (DAS Batanghari-Jambi dan DAS Musi- Sumatera Selatan) dan di Kalimantan (DAS Kapuas-Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan DAS Barito- Kalimantan Selatan). 
Sungai Batanghari

Botia, didalam buku Saanin (1984) disebutkan memiliki 2 macam spesies, yaitu Botia macaracanthus dan Botia hymenphysa. Di dalam buku lain yang di tulis oleh Kottelat dkk (1993), ikan botia memiliki tiga spesies, yaitu Botia macaracanthus,Botia hymenphysa dan botia reversa. Ketiga spesies ini dibedakan salah satunya perbedaan jumlah pita hitam yang melingkar di tubuhnya. Botia macaracanthus memiliki 3 pita hitam,Botia hymenphysa mempunyai 13 – 15 pita hitam dan botia reversa memiliki 12 pita hitam. Secara taksonomi ikan hias botia masuk dalam kategori famili cobitidae.

 Ikan botia yang suka hidup berkelompok ini dapat hidup pada kualaitas air dengan kisaran pH 5,0 - 7,0 suhu 24 - 30 derajat Celcius dengan oksigen terlarut 5 – 8 ppm dan kadar amoniak < 1,0 ppm.

Permintaan lokal dan ekspor ikan botia semakin meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan Produksi ikan Botia masih mengandalkan penangkapan dari alam. Pada tahun 2001, ikan botia dari kalimantan tengah diperdagangkan antar pulau sebanyak 986.500 ekor ikan dengan nilai sebesar Rp. 986.500.000 (www.kalteng.go.id)

Adanya eksploitasi yang terus menerus dilakuakn diduga pada saat ini populasi ikan botia di alam sudah semakin menurun. pada 10 tahun lampau, nelayan dari daerah sumatera dapat menangkap benih botia mencapai 1000 ekor per trip penangkapan sedangkan saat ini hanya 20-50 ekor saja per trip dengan jumlah alat tangkap tabung yang sama. jika usaha penangkapan ini dibiarkan berlanjut makan akan terjadi penurunan populasi yang akan mengancam kelestarian ikan botia dan tidak akan pernah dapat kembali.